Kampung Wisata Heritage Ampenan (KASA RINGAN)
Pengembangan wisata heritage tentu saja tidak bisa lepas dari kontribusi masyarakat atau komunitas lokal. Kegiatan wisata heritage berhubungan langsung dengan aspek pengorganisasian masyarakat lokal, sosial budaya, dan ekonomi (Stoddard, Pollard, & Evans, 2012). Terzic, Jovicic, & Simeunovic-Bajic (2014) menyatakan bahwa pembentukan opini dan sikap masyarakat seperti menghormati budaya lokal, melestarikan sumber daya alam, dan mendidik wisatawan maupun penduduk lokal terhadap perlindungan warisan budaya dan kemungkinan pengembangan pariwisata di lingkungannya merupakan hal sangat penting. Sebenarnya sudah banyak penelitian yang memberikan kajian secara kritis terhadap konsep komunitas, namun konsep komunitas ini tetap popular untuk diteliti dalam wacana pengembangan pariwisata. Hal ini sangat logis mengingat komunitas adalah salah satu stakeholder utama di dalam konsep pengembangan pariwisata termasuk pengembangan wisata heritage (Jugmohan, Spencer, & Steyn, 2016).
Program pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat tidak selalu dapat berjalan dengan baik. Salah satu alasannya karena gagasan yang diusung oleh pihak-pihak yang berusaha untuk memberdayakan masyarakat seringkali mengabaikan opini negatif yang sudah tertanam dalam diri masyarakat (Tosun, 2000). Namun demikian, tidak ada yang meragukan fakta bahwa masyarakat di sebuah destinasi wisata harus diuntungkan jika memang pariwisata di daerah tersebut dikembangkan secara berkelanjutan.
Di Indonesia, ada satu daerah kecamatan di bagian barat Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Kelurahan Ampenan Tengah yang mempunyai kekayaan budaya yang sangat tinggi hasil dari peninggalan sejarah Indonesia. Kekayaan budaya yang dimiliki Ampenan Tengah terlihat dari peninggalan arsitektur, pola hidup masyarakat dan seni. Dulunya Ampenan Tengah merupakan salah satu daerah Perdagangan, Situs-situs peninggalan yang terdapat di Ampenan Tengah cukup banyak ragamnya seperti Bangunan Peninggalan Bangsa Belanda, dan lain-lain. Kesenian budaya yang tumbuh di Ampenan Tengah merupakan peninggalan dari etnis Cina, dan hal itu dapat terlihat dari pola kehidupan masyarakat di Ampenan Tengah. Masyarakat Ampenan Tengah dikenal sebagai masyarakat dengan mata pencaharian sebagai pedagang. Bangunan dan Arsitektur Peninggalan Belanda tersebut secara perlahan-lahan mulai menarik minat wisatawan baik domestik maupun Mancenegara.
Wisata heritage menjadi salah satu alternatif wisata yang berkembang di Ampenan Tengah yang tidak hanya terlihat dari segi fisik tapi juga dari non fisik. Dalam pengembangan potensi wisata heritage ini tentunya diperlukan keterlibatan aktif masyarakat lokal sebagai pihak yang terkait langsung. pengembangan wisata heritage yang bermuara pada upaya peningkatan wisata heritage berbasis peran serta masyarakat lokal atau community-based tourism. Informasi mengenai peran masyarakat lokal tersebut digali melalui persepsi yang terbentuk dalam masyarakat Ampenan Tengah dalam memandang pentingnya wisata heritage di Kelurahan Ampenan Tengah, kesempatan untuk berpartisipasi dan dampak yang diharapkan dari pengembangan wisata heritage terhadap masyarakat Ampenan Tengah itu sendiri. Beberapa komponen yang sangat penting dalam pengembangan destinasi pariwisata yaitu; Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, dan Ancillary (kelembagaan). Ampenan Tengah merupakan pusat kebudayaan China-Islam pada masa silam dan mempunyai destinasi wisata yang cukup banyak seperti destinasi wisata sejarah, seni budaya dan taman tematik yang sudah tersebar di kota Kota Tua Ampenan.
Pemerintah Kelurahan sebagai ujung tombak pelayanan kepada masyarakat, melalui pemberdayaan kelembagaan yang ada dibawahnya, mulai dari RT dan Kepala Lembaga Kemasyarakatan Lingkungan, Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dituntut untuk memberikan pelayanan prima tidak hanya kepada warga asli/ setempat/lokal/nusantara, melainkan juga kepada wisatawan asing yang dapat mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Kota Mataram. Hal tersebut tentunya harus berdasar pada satu sistem data yang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kelurahan beserta perangkat kelembagaan dibawahnya saja, tetapi juga harus didukung oleh semua elemen masyarakat, baik dari dinas-dinas terkait seperti dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan dan Dinas Kopersi Usaha Kecil dan pelaku usaha lainnya, maupun masyarakat itu sendiri.
Berawal dari pemikiran diatas, Pemerintah Kelurahan Ampenan Tengah, Kecamatan Ampenan mencoba menerapkan inovasi ”Kasa Ringan”, yaitu Kampung Wisata Heritage Ampenan yang bertujuan memudahkan Wisatawan Lokal maupun mancanegara untuk mengakses sejarah-sejarah Kota Tua Ampenan.
Sebagai langkah pembaharuan, kami telah melaksanakan proses/tahapan sosialisasi kepada masyarakat dan perangkat kelembagaan yang ada di masyarakat, mulai dari Ketua RT, Kepala Lembaga Kemasyarakatan Lingkungan, kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun Kelompok-Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis Kota Toea Ampenen). Selanjutnya melakukan pendataan situs-situs sejarah peninggalan Belanda, yang mana hasil pendataan tersebut menjadi atensi dan bahan pengembangan pariwisata di Kota Tua Ampenan. Kode Barkot tersebut selanjutnya menjadi kunci/akses pengembangan kepariwisataan di Kota Toea Ampenan di wilayah Kelurahan Ampenan Tengah.
Melalui pengembagan “Kasa Ringan” ini, Pemerintah memiliki akses data yang akurat, khususnya data situs-situs sejarah di Kelurahan Ampenan Tengah yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk pembinaan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Inovasi “Kasa Ringan” ini menghasilkan suatu basis data Situs Sejarah yang diperlukan untuk akses perencanaan program, pembangunan, penanganan ketentraman dan ketertiban serta kebijakan di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Data-data tersebut nantinya akan kami berikan kode barkot yang berisi sinopsis tempat-tempat bersejarah di kota tua Ampenan, Kelurahan Ampenan Tengah Kecamatan Ampenan Kota Mataram.
No comments:
Post a Comment